Dream High

Aku akan selalu bermimpi yang tinggi untuk mencapai sesuatu menuju kesuksesan yang selama ini ada dalam benakku...
ku berharap suatu saat itu terjadi.

Rabu, 09 Mei 2012

Balance Sad and Smile


Pagi yang cukup baik dan indah membangunkanku untuk menghirup udara yang begitu segar dan indah. Namun keindahan itu tak seindah suasana hatiku. hatiku yang begitu hangat dan dingin saat bangun, telah menjadi panas dan malah ingin membuat sesuatu yang tidak masuk akal untuk disaksikan oleh banyak orang. Aku ingin membunuh!!! Mungkin budaya untuk menjadi seorang perempuan yang baik sangat didambakan oleh banyak orang, namun aku terlalu sulit untuk mendapatkan hal itu, karena terlalu banyak masa lalu yang sulit untuk hilang dari benakku ini, selain itu mungkin hampir seluruh kepribadianku terbentuk oleh masa lalu yang begitu tak ku sangka akan berdampak seperti ini dalam diriku. Tuhan, tolong kuatkan hatiku. aku baru saja berkomitmen untuk belajar cerdas dalam hal emosi, namun aku hampir saja untuk melanggar komitmen itu. dan Puji Tuhan aku bisa menahan diri walaupun harus kembali mengeluarkan air mata karena sakit hati yang tak mampu untuk ku tahan.
Disini, di rumah ini, aku datang Juli 2007 untuk menuntut ilmu di bangku SMA. Masa-masa yang paling menyenangkan karena harus tinggal jauh dari orangtua. Bebas untuk melakukan apa saja, namun aku tidak berpikir untuk bebas seperti itu. pada tahun 2008 om dan tanteku pindah ke rumah ini, aku tak pernah menduga bahwa semua akan berubah. aku merasakan bebas bisa keluar malam hingga pkl. 09.00 malam adalah pada kelas 3 SMA, masa-masa di mana semua siswa sibuk untuk belajar kelompok dan mempersiapkan diri untuk mengikuti UN 2010. Kala itu, memang di rumah ini,Cuma ada aku, tante yang masih cewek/adik bungsu dari mama, dan Omaq. Hari-hari yang sangat menyenangkan kulalui bersama mereka, walau kadang banyak hal yang sering membuat aku dan tanteku tersebut berkelahi seperti anak kecil. Namun semenjak kepindahan om dan tanteku ke rumah,semuanya seakan berubah. Banyak aturan yang menurutku sangat menyakitkan untuk diriku ini, aku serasa tak mampu untuk mengikuti semua aturan yang diberlakukan oleh tanteku(istri dari omq) tersebut, hingga akhirnya tahun 2011 kemarin mama dan tanteku (istri dari omq) berselisih paham karena aku sering curhat sama mama tentang hal-hal yang menurutku tidak ku sukai. Memang aku sadar kalau aku juga hanya menumpang di rumah ini, namun oma selalu bercerita kalau tidak terlalu suka dengan sifat tanteq tersebut. Hingga saat ini mama dan tanteku tersebut belum baikkan, malah saat ini pun tanteku sudah mulai dingin terhadap diriku. Aku tak mampu tinggal dirumah ini, ucapku dalam hati. Setiap sharing sama mama, pasti mama bisa membuat aku untuk tetap tinggal di rumah ini dengan satu alasan yang cukup membuatku dilemma yaitu siapa yang mau lihat oma kalau saya pindah, karena semua orang terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Kadang tak ada yang memperdulikan oma.
Mata kuliah yang cukup padat dan sibuk akhirnya bisa membuatku melupakan semua itu. hari ini aku berangkat dengan senyuman dan harapan bahwa dapat melihat kembali sang Pujaan Hati di Kampus. Masalah yang kompleks pun ku hilangkan dari benakku saat ku tiba di kampus pagi ini. Semua hal terjadi begitu mengalir tanpa ku sadari ternyata dia duduk di kursi tempat biasa ku pakai untuk menerima mata kuliah dari dosen. Dengan hati berdebar-debar entah karena apa? Ku duduk tepat di belakang kursinya.
Karena ku begitu sibuk dengan catatan notebookq, akhirnya dia memberikan perhatian terhadapq melalui sapaan. Ku terlalu sibuk hingga tak bisa melihat wajahnya saat menjawab kembali sapaannya. Namun ku begitu senang saat ku bisa melihatnya dan memberikan sapaan terhadap dirinya. Walaupun dosen tidak masuk, karena cukup tidak menyenangkan saat mahasiswa seperti kami sudah datang pagi-pagi ke kampus namun tak ada satupun dosen yang masuk untuk memberikan kuliah kepada kami.
Hari yang cukup seimbang saat tangisan dan air mata yang kurasakan saat berada di rumah namun ku bisa merasakan keindahan dan senyuman untuk hatiku saat ku berada di kampus. Namun bukan hal itu juga yang membuatku tetap berada di rumah ini, tetapi karena kedua orangtuaku yang memberikanku motivasi untuk tetap tinggal karena mama selalu bilang kalau ingin menjadi seorang yang sukses harus sabar dan menghadapi segala hal dengan syukur, jangan gegabah untuk mengambil keputusan ini itu tanpa memperhatikan apa yang akan terjadi ke depannya.

Nini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar