Hari ini sangat melelahkan
karena harus bangun pagi untuk kembali lagi ke Camp. Sudah terlanjur membuat
janji untuk bisa hadir dalam acara Camp hari terakhir. Berusaha untuk tetap
menepati janji dengan berangkat ke tempat acara tepat waktu tepat sebelum waktu
dimulai. Acara pun di mulai. Saat-saat yang paling menyenangkan dengan banyak
perjalanan yang menyita waktu, bahkan untuk rencana buat tugas dari beberapa
Mata Kuliah pun menjadi batal dan tak terlaksana semuanya, karena perjalanan
untuk meraih sebuah kesuksesan demi Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual.
Mengikuti acara demi
acara yang ada, hingga membuat semua
badanku terasa tak beraga lagi karena sungguh menyakitkan untuk diriku. Lebih
lagi, ketika ada orang lain lagi dalam Camp tersebut yang menjadi Beloved in My
Heart. Yah, terlalu banyak Cinta dalam hati yang ku dapatkan. Tapi mau
dikatakan apa lagi, mata ini sangat sulit untuk menahan semua rasa ketika
melihat seseorang yang cukup menarik. Memang cukup banyak Cinta Dalam Hati
namun sangat sulit untuk mendapatkan seseorang yang special untuk hatiku.
Hari ini aku mendapatkan
banyak teman yang tak pernah ku harapkan sebelumnya, cukup menyenangkan karena
bisa berkenalan dan bersapa serta bercanda gurau dengan mereka. Mungkin mereka
pun seperti aku, tak pernah menduga untuk bertemu dengan diriku ini. Camp pun
selesai. Siap-siap Packing untuk kembali ke Palu.
Tiba di rumah dengan perasaan
takut bercampur senang. Takut karena pulang sudah melebihi jam yang ditentukan
bersama sedangkan Senang bisa mendapatkan banyak teman baru dari Camp hari ini.
Ternyata hal-hal yang tak pernah ku harapkan, muncul di rumah dan sangat
menyakiti relung hatiku, aku tak tahu dan aku bingung. Tuhan, apa ini yang
disebut derita anak tinggal? Memang tinggal dengan Oma yang tak lain adalah
orangtua dari Ibuku sendiri, namun bukan hanya oma yang berada di rumah ini,
tetap banyak ad 1 om dan 2 tante yang cukup galak menurut pandanganku.
Tuhan, aku ingin mengendalikan
control emosiku saat ini, namun mengapa harus air mata yang menemaniku untuk
mengontrol emosi ini? Aku selalu tak bisa menjawab pertanyaan ini, karena
terlalu sakit saat ku harus mendengarkan kata-kata celaan dan kasar menurutku.
Sakit sungguh sakit, aku terasa tak mampu untuk tinggal di rumah ini, sempat
terlintas dalam benakku bahwa aku ingin mencari teman-teman yang bisa membuatku
senang tanpa harus merasa sakit sebagai contoh jikalau bisa masuk untuk
merasakaan bagaimana narkoba itu? namun pikiranku kembali melayang kepada kedua
orangtuaku yang jauh di kampung. Keadaan untuk memilih keegoisme diriku demi
kesenangan yang sungguh menyenangkan atau selalu menunggu dan menunggu
kesakitan ini dan bertanya dalam hati :”kapan kata-kata ini tak akan ku dengar
lagi?”. Air mataku terus mengalir dan mengalir tanpa ku sadari karena sungguh
mengiris suasana hatiku di sore menjelang malam ini.
Tanpa ku sadar ternyata
deadline tugas membangunkanku untuk
kembali beraktivitas di tengah malam ini, namun tidak berapa lama karena
waktu yang sudah cukup larut telah membuatku mengantuk dan ingin kembali
terbenam dalam lautan mimpi yang indah dengan cucuran air mata malam ini.
Hari yang cukup menyenangkan
untuk ku tangisi dan melelahkan untuk jiwaku.
I’m so Happy but I’m Tears.
Yours
Sincerrelly
Nini